Uang


Sejarah uang
Alat tukar yang satu ini juga punya cerita makeover sendiri. Tujuannya biar uang lebih praktis dibawa dan digunakan.

Bentuk
Zaman dulu, alat bayar berupa logam atau barang berharga seperti emas, perak, perunggu, dan kain. Di saat orang mau memakainya untuk bertransaksi, bank –tempat kita menabung barang barang berharga tadi- mengeluarkan bank notes sebagai jaminan. Bank notes ini adalah cikal bakal uang kertas! Sementara uang logam (koin) juga bisa dipakai sebagai alat bayar yang sah. Evolusi bentuk uang akan masih terus berlanjut. Buktinya sekarang sudah ada kartu berisi nominal uang tunai, kan?

Ukuran
Dulu, semakin besar ukuran kertasnya, semakin besar nilai uangnya. Tapi, lama kelamaan ukuran ini jadi tidak praktis sehingga terus disesuaikan.

Jenis

Biar uang kertas tidak mudah robek atau bahkan rusak karena tangan jahil yang tega mencoret coretnya, Bank Indonesia akhirnya membuar uang kertas yang berbahan dasar plastic dan kertas.
Perhatikan saja uang Rp 10.000,- dan Rp 100.000,-

5 Makanan "Sehat" Yang Menipu

JAKARTA, KOMPAS.com - “Jika dilihat dari jauh, beberapa makanan terlihat begitu sehat karena kemasan atau label yang ada dibaliknya,” Janel Ovrut, MS, RD., ahli nutrisi dari Boston ini mengingatkan kita. Belum lagi pihak pemasaran dari produsen-produsen makanan itu “menghipnotis” kita dengan iklan-iklan yang mengusung pentingnya satu nutrisi dari satu sisi saja.

Itu mengapa Prevention memberikan panduannya untuk kita, agar kita tidak terkecoh lagi dengan makanan-makanan berikut ini :

1. Kentang panggang, memang makanan ini rendah lemak tapi tetap saja nilai kalorinya tinggi dengan serat yang sedikit. Ganti dengan popcorn yang lebih berserat dengan 65 persen kalori lebih rendah dari kentang. Agar popcorn lebih sehat, masaklah dengan menggunakan microwave sehingga bebas minyak.

2. Permen berbentuk boneka, anak-anak kita pasti suka makanan manis ini. Padahal makanan ini mengandung fruktosa yang tinggi yang lama kelamaan akan membuat mereka bertubuh tambun. Lebih baik berikan mereka manisan berupa buah kering untuk menambah asupan serat pada menu anak. Akan lebih baik jika kita memberikan mereka buah-buahan segar untuk menjaga stamina tubuh mereka. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Yunani, anak-anak atau orang dewasa yang makan buah dan sayur lebih banyak akan terhindar dari berbagai jenis kanker.

3. Es krim, meskipun yang jualan menaruh label bebas kalori, percayalah nilai kalorinya tetap tinggi. Dalam setengah mangkuk es krim terdapat 220 kalori. Belum lagi rasa manis yang ada di dalam es krim akan membuat kita ingin makan lagi dan lagi. Cobalah ganti es krim dengan produk olahan kedelai, karena nilai kalorinya terbilang rendah. Disamping itu makanan ini adalah serat sehat yang disenangi oleh bakteri-bakteri sehat di dalam usus. Sehingga proses penyerapan kalsium dan zat besi dalam tubuh bisa berjalan maksimal.

4. Diet soda, berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 2008, ditemukan hubungan antara konsumsi minuman ini dengan sindrom metabolik. Sindrom ini ditandai dengan perut buncit dan diikuti dengan gangguan jantung. Lebih baik bantu program diet dengan air putih, sebab air putih adalah pembantu tubuh terbaik untuk melakukan metabolisme.

5. Nonfat salad dreesing, kelemahannya adalah dressing ini dipenuhi oleh pemanis seperti gula yang artinya membuat kita mengonsumsi lebih banyak kalori. Dan ironisnya, salad yang kita makan akan kurang maksimal jika tidak didampingi oleh lemak. “Karena tubuh butuh lemak untuk menyerap vitamin A,D,E dan K, serta nutrisi lainnya,” ucap Katherine Tallmadge, RD, juru bicara American Dietetic Association. Untuk lemak yang baik pada salad cobalah minyak zaitun. Minyak zaitun kaya akan antioksidan yang bisa melindungi tubuh dari radikal bebas plus membantu tubuh mendapat lemak untuk menyerap nutrisi-nutrisi penting. (Siagian Priska/Prevention Indonesia)

Kecukupan Air Tinggal Separuh

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecukupan air untuk berbagai keperluan penduduk di Pulau Jawa pada tahun 2025 diperkirakan hanya mencapai 320 meter kubik per kapita per tahun. Jumlah ini hanya separuh dari yang dibutuhkan sehingga akan terjadi tingkat kerawanan yang sangat parah.

Hal ini dikemukakan M Ikhwanuddin Mawardi dalam orasi pengukuhan sebagai profesor riset bidang hidrologi dan konservasi tanah pada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Rabu (2/12) di Jakarta.

Selain itu, Netty Widyastuti juga dikukuhkan sebagai profesor riset BPPT untuk bidang bioteknologi umum dan Kardono sebagai profesor riset untuk bidang teknologi lingkungan.

”Penanganan krisis air perlu komprehensif,” kata Mawardi.

Dia mengemukakan, setidaknya ada delapan pokok pikiran sebagai langkah komprehensif untuk menangani persoalan krisis kebutuhan pokok masyarakat tersebut, di antaranya meliputi pelaksanaan dan pengawalan kebijakan nasional, seperti menetapkan tutupan vegetasi seluas 30 persen di setiap wilayah provinsi dan kabupaten.

Juga disarankan pengaturan jumlah dan distribusi penduduk di Jawa sebab pada tahun 2007 tingkat kepadatan penduduk di Jawa mencapai 864 orang per kilometer persegi atau 0,12 hektar per kapita, di bawah standar dunia yang disarankan 4,18 hektar per kapita.

”Sebanyak 81,1 juta penduduk pada tahun 2007 harus dikeluarkan dari Jawa kalau ingin memenuhi standar hidup nyaman,” kata Mawardi.

Tinggal 4 persen

Mawardi mengatakan, luas kawasan hutan atau tertutup vegetasi untuk setiap wilayah pemerintahan saat ini mencapai 18 persen, jauh dari ketentuan nasional 30 persen. Bahkan, Mawardi mengutip data Badan Planologi Departemen Kehutanan yang menyebutkan, berdasarkan hasil pengolahan citra satelit luas yang tertutup hutan di Jawa hanya tinggal 4 persen. Hal itu memengaruhi keberlanjutan sumber daya air.

”Menurunnya daya dukung sumber daya air harus diatasi dengan efisiensi penggunaan air,” kata Mawardi.

Beberapa contoh efisiensi penggunaan air adalah pola tanam pertanian tidak dengan pengairan sepanjang musim dan dengan daur ulang air irigasi pertanian. Penggunaan biotoilet atau toilet kering di tingkat rumah tangga bisa juga mengurangi jumlah penggunaan air.

Dalam pengukuhan sebagai profesor riset BPPT itu, Kardono menyampaikan orasi berjudul, ”Arah Pengembangan Teknologi Mitigasi Polusi Udara dan Gas Rumah Kaca di Indonesia”.

”Salah satu teknologinya, dengan menyimpan gas karbon dioksida bercampur air ke dalam tanah dengan tekanan tinggi, sekaligus menekan minyak agar keluar dari batuan. Upaya ini untuk memerangkap karbon dioksida,” kata Kardono.